Profil Desa Bandungkidul

Ketahui informasi secara rinci Desa Bandungkidul mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bandungkidul

Tentang Kami

Desa Bandungkidul di Kecamatan Bayan, Purworejo, merupakan wilayah strategis dengan luas 108 hektare yang berbatasan langsung dengan Kutoarjo. Dikenal karena BUMDes yang inovatif dan potensi agraris di sepanjang Sungai Jali, desa ini memadukan warisan sej

  • Lokasi Strategis

    Berada tepat di sebelah barat Desa Bandungrejo dan berbatasan langsung dengan pusat ekonomi Kutoarjo, menjadikan Bandungkidul sebagai wilayah penyangga dengan aksesibilitas tinggi.

  • Ekonomi Berbasis BUMDes

    Menjadi sorotan berkat keberhasilan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Desa (PADes), menunjukkan tata kelola yang efektif dan inovatif.

  • Warisan Sejarah yang Kuat

    Memiliki akar sejarah yang terhubung dengan era Kerajaan Mataram dan riwayat pembagian wilayah oleh Bupati Purworejo pertama, memberikan identitas budaya yang unik.

XM Broker

PURWOREJO – Terletak di jalur strategis yang menghubungkan pedesaan dengan pusat aktivitas ekonomi, Desa Bandungkidul di Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, menampilkan diri sebagai sebuah wilayah yang dinamis. Dengan luas wilayah sekitar 108 hektare, desa ini tidak hanya menjadi saksi bisu perjalanan sejarah panjang sejak era Mataram, tetapi juga menjadi contoh nyata keberhasilan pembangunan ekonomi berbasis komunitas melalui optimalisasi potensi lokal dan tata kelola pemerintahan yang progresif. Keberadaannya yang dialiri oleh Sungai Jali serta berbatasan langsung dengan Kelurahan Kutoarjo memberikan karakter unik, di mana nuansa agraris yang tenang bertemu dengan denyut perekonomian perkotaan.Desa Bandungkidul secara aktif menggerakkan roda perekonomiannya melalui berbagai inisiatif, salah satunya yang paling menonjol yakni melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Keberhasilan lembaga ini dalam menyumbang Pendapatan Asli Desa (PADes) secara signifikan menjadi bukti nyata kemampuan desa dalam mengelola aset dan sumber dayanya. Di sisi lain, kehidupan sosial-keagamaan masyarakatnya berjalan harmonis, ditandai dengan berbagai kegiatan komunal yang mempererat ikatan warga. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek yang membentuk Desa Bandungkidul, mulai dari kondisi geografis, demografi, hingga potensi pengembangan di masa depan, menjadikannya sebuah model desa yang patut diperhitungkan di kancah regional.

Geografi dan Batas Administratif Wilayah

Secara geografis, Desa Bandungkidul terletak pada ketinggian rata-rata 22 meter di atas permukaan laut, menjadikannya dataran rendah yang subur dan cocok untuk kegiatan pertanian. Kontur tanah yang relatif datar menunjang pengembangan infrastruktur dan pemukiman yang tertata. Salah satu penanda geografis utama di desa ini ialah keberadaan Sungai Jali yang mengalir di sepanjang batas utara dan barat wilayah. Kehadiran sungai ini tidak hanya berfungsi sebagai batas alamiah, tetapi juga menjadi sumber irigasi vital bagi lahan persawahan yang menjadi salah satu tumpuan ekonomi warga. Aliran air yang konsisten sepanjang tahun menjamin pasokan untuk pertanian, terutama padi dan palawija.Luas wilayah Desa Bandungkidul tercatat seluas 108 hektare atau 1,08 kilometer persegi. Area ini dimanfaatkan secara proporsional untuk berbagai keperluan, termasuk lahan persawahan, pemukiman penduduk, fasilitas umum dan area usaha. Tata guna lahan yang efisien mencerminkan perencanaan wilayah yang adaptif terhadap kebutuhan masyarakat dan potensi alam yang ada.Letak desa ini sangat strategis karena berbatasan langsung dengan beberapa wilayah kunci. Di sebelah utara, desa ini dibatasi oleh aliran Sungai Jali dan Kelurahan Kutoarjo, yang merupakan salah satu pusat ekonomi dan pemerintahan di Kabupaten Purworejo. Batas sebelah barat juga bersinggungan dengan Sungai Jali dan Kelurahan Kutoarjo, memberikan akses langsung bagi warga Bandungkidul ke fasilitas perkotaan seperti pasar, terminal, dan layanan publik lainnya. Di sebelah timur, Desa Bandungkidul berdampingan dengan Desa Bandungrejo, tetangga yang memiliki akar sejarah serupa. Sementara itu, di sebelah selatan, wilayahnya berbatasan dengan Desa Jatingarang dan Desa Tangkisan, yang merupakan kawasan pedesaan dengan karakteristik agraris yang kuat. Perbatasan ini menempatkan Bandungkidul sebagai zona transisi yang penting.

Sejarah dan Asal-Usul Nama Desa

Sejarah Desa Bandungkidul memiliki jejak yang panjang dan terkait erat dengan peristiwa besar di masa lalu, khususnya pada masa pemerintahan Sultan Agung dari Kerajaan Mataram pada abad ke-17. Menurut catatan sejarah lisan yang diwariskan turun-temurun, wilayah ini pernah menjadi salah satu rute yang dilalui oleh pasukan Mataram dalam perjalanannya untuk menyerang VOC di Batavia. Kisah ini berpusat pada wafatnya seorang tokoh penting bernama Pangeran Bethoro saat dalam perjalanan pulang. Sesuai dengan wasiatnya, jenazah sang pangeran harus diusung menggunakan "bandosa" (tandu jenazah) dan tidak boleh menyentuh tanah.Sebuah peristiwa penting terjadi ketika para pengusung tandu berhenti untuk menunaikan ibadah salat subuh. Karena kelelahan, mereka tertidur dan tanpa sengaja bandosa yang membawa jenazah tersebut menyentuh tanah. Saat diperiksa, jenazah Pangeran Bethoro telah tiada secara misterius. Sebagai konsekuensinya, tiga orang pengusung utama diberi sanksi untuk tidak kembali ke Mataram dan menetap di wilayah tersebut. Salah satunya, Ki Bandungreso, kemudian membuka pemukiman di sebelah timur Kali Jali dan menamakan wilayahnya "Bandung", yang berasal dari kata "bandosa agung".Nama "Bandungkidul" sendiri baru muncul setelah era Ki Bandungreso, tepatnya sekitar tahun 1800-an pada masa pemerintahan Bupati Purworejo pertama, Cokro Negoro I. Kala itu, terjadi perebutan pengaruh di wilayah peninggalan Ki Bandungreso. Untuk menengahi konflik, Bupati Cokro Negoro I menugaskan ajudannya untuk membagi wilayah tersebut menjadi dua. Wilayah dari titik mata air (mbelik) ke arah timur dinamakan Bandungrejo, sementara wilayah dari mbelik ke arah barat hingga Sungai Jali dinamakan Bandungkidul. Ki Sondrio tercatat sebagai kepala desa pertama yang memimpin Bandungkidul setelah pembagian resmi tersebut. Sejak saat itu, kepemimpinan di desa ini terus berganti, melanjutkan warisan pemerintahan yang telah dirintis ratusan tahun lalu.

Pemerintahan dan Struktur Demografi

Sistem pemerintahan di Desa Bandungkidul berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku, dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa. Struktur pemerintahannya mencakup Sekretaris Desa, beberapa Kepala Urusan (Kaur) seperti Kaur Tata Usaha dan Umum, Kaur Keuangan, dan Kaur Perencanaan, serta beberapa Kepala Seksi (Kasi) yang membidangi Pemerintahan, Kesejahteraan, dan Pelayanan. Kantor Desa Bandungkidul yang beralamat di Jalan Bethoro RT 001 RW 003 menjadi pusat administrasi dan pelayanan bagi seluruh masyarakat desa. Visi pemerintah desa saat ini berfokus pada terciptanya tata kelola yang baik dan bersih guna mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.Berdasarkan data kependudukan terakhir yang dapat dihimpun, jumlah penduduk Desa Bandungkidul mencerminkan komposisi masyarakat yang heterogen dari sisi usia dan mata pencaharian. Meskipun data spesifik untuk tahun 2025 belum dirilis secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS), data dari tahun-tahun sebelumnya menunjukkan populasi yang cukup padat untuk ukuran desa. Dengan luas wilayah 1,08 km², tingkat kepadatan penduduknya terbilang tinggi, yang disebabkan oleh lokasinya yang dekat dengan pusat keramaian Kutoarjo sehingga menarik minat warga untuk bermukim.Struktur penduduknya didominasi oleh usia produktif, yang menjadi modal penting bagi pengembangan ekonomi lokal. Sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan maupun buruh tani. Namun tidak sedikit pula yang berkecimpung di sektor lain seperti perdagangan, jasa, industri kecil (UMKM), serta sebagai pegawai negeri maupun swasta di Kutoarjo. Dinamika kependudukan ini menjadikan Desa Bandungkidul sebagai wilayah yang hidup dengan beragam aktivitas ekonomi dan sosial. Pemerintah desa terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui berbagai program, termasuk pemberdayaan dan pelatihan, untuk menjawab tantangan zaman.

Potensi Ekonomi dan Keberhasilan BUMDes

Perekonomian Desa Bandungkidul ditopang oleh beberapa sektor utama, dengan pertanian sebagai fondasi utamanya. Lahan persawahan yang subur berkat aliran irigasi dari Sungai Jali memungkinkan warga menanam padi sepanjang tahun. Selain itu, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga menunjukkan geliat yang positif, mencakup usaha di bidang kuliner, kerajinan, dan perdagangan. Lokasi desa yang strategis memudahkan distribusi dan pemasaran produk-produk lokal ke pasar Kutoarjo dan sekitarnya.Namun, motor penggerak ekonomi yang paling menonjol di Desa Bandungkidul ialah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Lembaga ini berhasil menjadi pusat inovasi ekonomi desa dan mendapatkan apresiasi hingga tingkat kabupaten. Dalam sebuah laporan kunjungan kerja Bupati Purworejo, Direktur BUMDes Bandungkidul, Kristian Sigit Susilo, melaporkan sebuah pencapaian yang luar biasa. "Kami melaporkan bahwa BUMDes Bandungkidul dapat menyetorkan PAD (Pendapatan Asli Desa) sebesar Rp 30 juta dengan modal awal yang juga Rp 30 juta," ujarnya dalam kesempatan tersebut.Pernyataan ini menggarisbawahi kemampuan BUMDes untuk mencapai tingkat pengembalian modal (return on investment) seratus persen dalam satu periode. Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan profitabilitas usaha yang dikelola, tetapi juga menandakan profesionalisme dan transparansi dalam tata kelola keuangan. Keuntungan tersebut kemudian dikembalikan kepada desa dalam bentuk PADes, yang dapat digunakan untuk mendanai program pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan layanan publik. Keberhasilan BUMDes Bandungkidul menjadi studi kasus inspiratif tentang bagaimana sebuah desa dapat mandiri secara ekonomi dengan mengelola potensi yang dimilikinya secara efektif. Ini menjadi bukti bahwa dengan manajemen yang tepat, BUMDes dapat menjadi tulang punggung kemandirian fiskal desa.

Kehidupan Sosial dan Budaya Masyarakat

Masyarakat Desa Bandungkidul dikenal memiliki semangat gotong royong dan kehidupan sosial yang erat. Berbagai kegiatan komunal, baik yang bersifat keagamaan maupun tradisi, rutin diselenggarakan dan menjadi sarana untuk memperkuat kohesi sosial. Salah satu contoh nyata dari semaraknya kehidupan keagamaan ialah acara "Bandungkidul Bersholawat" yang dihadiri oleh tokoh-tokoh agama terkemuka dan pimpinan kecamatan. Kegiatan semacam ini tidak hanya menjadi wadah ekspresi spiritual, tetapi juga momentum berkumpulnya seluruh elemen masyarakat, dari anak-anak hingga orang tua.Selain kegiatan keagamaan, pemerintah desa juga aktif menyelenggarakan program pembinaan yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat. Program seperti pembinaan untuk anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas), Rukun Tetangga (RT), dan Rukun Warga (RW) menunjukkan adanya upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kapasitas dan kesadaran warga dalam menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan. Keterlibatan aktif dari Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam), termasuk Camat, Kapolsek, dan Danramil, dalam acara-acara desa menandakan sinergi yang baik antara pemerintah desa dan instansi di atasnya.Warisan sejarah yang kuat juga turut membentuk karakter budaya masyarakat. Cerita tentang asal-usul desa yang terkait dengan Kerajaan Mataram menjadi bagian dari memori kolektif warga, menumbuhkan rasa bangga dan identitas yang khas. Meskipun terus beradaptasi dengan modernitas, masyarakat Bandungkidul tetap menjaga nilai-nilai luhur peninggalan para pendahulunya. Harmoni antara tradisi dan kemajuan inilah yang menjadi salah satu kekuatan utama Desa Bandungkidul dalam menghadapi tantangan masa depan.